TUNDUK DITINDAS ATAU BANGKIT MELAWAN SEBAB DIAM ADALAH PENGKHIANATAN
Photobucket   Photobucket   Photobucket

13 Oktober 2011

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia, tentunya telah banyak dilakukan pembaruan-pembaruan, yang dari pembaruan-pembaruan tersebut berakhir pada sebuah konsep tujuan agar produk pendidikan di Indonesia tetap relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan tetap mampu mencetak generasi utuh, generasi yang humanis, liberasi dan transedensi. Sebagaimana tujuan pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan sekarang ini pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat indonesia dengan pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman. Hal ini berarti bahwa pembangunan tersebut tidak hanya mengejar kemajuan lahiriyah, ataupun bathiniyah  saja ( pembangunan keagamaan ), akan tetapi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara kebudayaan yang dilaksanakan secara merata ditanah air. Dengan demikian hasil-hasil pembangunan keagamaan dan pembangunan lainya benar-benar di rasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu contoh perubahan mendasar yang sedang digulirkan saat ini adalah Manajemen Berbasis Sekolah. Pemerintah telah melakukan sosialisasi ditingkat Sekolah Dasar pada khususnya tentang pengaruh dan kegunaan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap peningkatan mutu dan kualitas sekolah menuju kearah yang lebih baik, akan tetapi hal tersebut seolah tidak mendapat respon yang positif dari pihak sekolah. Terbukti dengan masih banyaknya angka partisipasi pendidikan nasional yang kurang baik dan kualitas pendidikan tetap menurun. Diharapkan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah sesuai dengan anjuran yang diberikan sehingga Manajemen Berbasis Sekolah dapat berhasil mengangkat kondisi dan memecahkan masalah pendidikan yang ada. Hal tersebut diharapkan akan bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Tujuan utama penerapan MBS adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan serta mutu dan relevansi pendidikan di sekolah. Dengan adanya wewenang/otonomi yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mngelola urusannya, efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan akan lebih tinggi, karena sekolahlah yang lebih tahu tentang kebutuhan dan kondisinya. Dengan adanya kewenangan yang lebih besar, rasa memiliki dan tanggungjawab personil sekolah akan lebih tinggi pula, yang berakibat kepada kinerja mereka yang lebih baik. Kondisi yang demikian akan lebih mudah untuk meningkatkan mutu dan program sekolah. Inovasi yang diharapkan timbul di sekolah serta bertambahnya prestasi masyarakat untuk mendukung dan mengawasi sekolah, akan memberikan nilai positif terhadap peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Dengan demikian Manajemen Berbasis Sekolah memberikan beberapa manfaat diantaranya dengan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugasnya; keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah; guru didorong untuk berinovasi; rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah dan peserta didik.
Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, sekolah memiliki wewenang yang besar dalam mengelola kebijakannya. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolah sangatlah penting, selain peran guru, siswa, maupun peran serta masyarakat tentunya. Mengenai kepemimpinan Supardi berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh Mulyasa, (2002: 107) Dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah, menyatakan bahwa: “ kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.”
Dari hal tersebut jelas terlihat bahwa kepemimpinan kepala sekolah sangatlah vital dalam pengelolaan sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya sebuah sekolah apabila kepala sekolah tidak memiliki kemampuan manajemen ( sebagai manajer ) maka yang terjadi adalah kesemrawutan pengelolaan, baik itu pengelolaan kurikulum, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan hubungan kemasyarakatan, serta pengelolaan layanan khusus. Akan tetapi, pengelolaan tersebut tidak semata-mata tugas dari kepala sekolah saja. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara komponen sekolah itu sendiri. Baik dari guru, siswa, orang tua siswa, maupun komite sekolah. Apabila kerjasama terjalin dengan baik, maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan lebih mudah tercapai.
Untuk kedepannya nanti semua lembaga pendidikan yang ada di Indonesia mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi mampu merealisasikan program Manajemen Berbasis Sekolah.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
>