I. PENDAHULUAN
Agama Islam adalah menghormati akal. Karena tidak akan tercapai ilmu kalau tidak ada akal. Sebab itu adalah Islam agama ilmu dan akal.
Sebelum Islam mengajak pemeluknya mencapai segala keperluan yang berhubungan dengan dunia, lebih dahulu diajak supaya mempergunakan segenap daya upaya bagi membersihkan akal; dalam faham, jitu fikiran dan jauh pandangan. Diketahui laba rugi suatu pekerjaan sebelum masuk kepadanya, ditelungkup ditelentangkan. Berjalan menghadap surut, berkata sepatah difikirkan. Berlayar menghadang pulau, berjalan menghadang batas. Kaki teracung inai obatnya, mulut terlanjur emas dendanya. Sehingga pekerjaan yang dikerjakan membuahkan kebenaran, keadilan ,berfaedah dan timbul dari rasa wajib. Disuruh mereka menyelidiki suatu dari segi mudaratnya sebelum manfa’atnya,didahulukan menolak kerusakan sebelum mengharap maslahat. Disuruh menyelidiki dan menilik alam dengan penuh pengalaman
II. RUMUSAN MASALAH
Begitu juga dalam ajaran agama, ada dua jalan untuk memperoleh pengetahuan, yaitu dengan jalan akal dan dengan jalan wahyu. Untuk memahami kadua masalah itu, harus terlebih dahulu diketahui pengertian keduanya. Maka dalam makalah Materi Pendidikan Agama Islam ini penyusun mencoba menjabarkan tentang akal dan wahyu serta fungsinya. Walaupun kami sadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini sehingga kami belum bisa mengcover semuanya untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bab selanjutnya.
Namun demikian dengan adanya kekurangan yang ada pada pembahasan ini penyusun berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan saran maupun kritiknya yang membangun, demi menambah wawasan dan pengetahuan bagi pribadi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Menurut Mu’tazillah, sebagaimana dikemukakan para tokohnya, segala pengetahuan dapat diperoleh dengan perantara akal, kewajiban–kewajiban dapat diketahui dengan pemikiran yang mendalam.
Abu Al-Hudzail menegaskan bahwa sebelum turun wahyu, orang telah berkewajiban mengetahui Tuhan; dan jika tidak berterima kasih kepadan-Nya, ia akan mendapat siksa .Baik dan jahat, Abdul Jabbar mengatakan bahwa akal tidak dapat mengetahui semua yang baik. Akal hanya mengetahui kewajiban-kewajiban dalam garis besarnya saja. Akal tidak sanggup mengetahui perincianya, baik mengenai hidup manusia di akhirat nanti maupun mengenai hidup di dunia.
V. PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat semoga bisa bermanfaat bagi penyusun secara pribadi serta bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. kami sadari bahwa kami masih jauh dari kata kesempurnaan sehingga dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, sekali lagi kritikan ataupun masukan dari para pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan semuanya
DAFTAR PUSTAKA :
1. Drs. Supiana,M.Ag. dan M. Karman. M.Ag Materi Pedidikan Agama Islam
0 komentar:
Posting Komentar