Oleh ;
anwar sanusi, S.PdI
Disampaikan
dalam acara pengkaderan BEM STAIMUS
I.
PENDAHULUAN
“Mahasiswa adalah aset umat. Ia
bersifat elitis dan eksklusif. Jumlahnya hanya 2 % dari penduduk Indonesia yang
200 juta jiwa. Mahasiswa aktivis lebih elitis lagi, mungkin hanya ada 1
mahasiswa aktivis di antara 10 mahasiswa. Namun, agenda yang mereka perjuangkan
sangat populis, dan realistis. Mahasiswa-lah yang bisa membangkitkan semangat
perlawanan rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswa-lah yang bisa mengawal
reformasi hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas kekuatan
intelektual dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki.Jadi, pahami dirimu dan
sekitarmu, dan mari kita bergerak lagi ! Reformasi belum usai !”
Dengan
kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki kemudahan
untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal
hingga internasional. Begitu juga dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan
gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi
atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia
terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama yang
kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya.Selain kekuatan
intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga memiliki
kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya.
Disebut kepekaan sosial karena
mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada
rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya. Kenaikan BBM, harga bahan
pokok, listrik, dan air misalnya akan memberi ekses terhadap aktivitas kuliah.
Disebut kepekaan politik, karena gejolak sosial yang terjadi umumnya selalu
merupakan hasil side effect dari aktivitas politik, semisal disahkannya suatu
UU. UU Ketenagakerjaan misalnya akan mempengaruhi kesejahteraan dan taraf hidup
para buruh.Setelah cerdas secara profesi keilmuan dan cerdas sosial politik,
maka sebagai gerakan ekstra parlementer mahasiswa memiliki kewajiban moral
untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam bentuk pengabdian kepada
masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan kepentingan kebenaran dan rakyat.
Berbagai
metode dapat dilakukan. Dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing,
audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi).
Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya
jika dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Dalam makalah ini,
akan dibahas sekelumit tentang manjamen demonstrasi atau aksi, yang selanjutnya
akan disebut dengan MoA (Management of Action). Pengetahuan akan MoA ini
menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai hasil optimal karena
dilakukan dengan cara yang benar pula.
II.
MANAJEMEN AKSI
Pengertian Aksi (demontrasi) adalah
suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang
dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar
mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme
konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat
keputusan untuk melakukan sesuatu.
Latar Belakang dan Tujuan Aksi umumnya
dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode
dialog.. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota
legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak
dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil ‘jalan pintas’
dalam bentuk aksi. Aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau
mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat
menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti
dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
Landasan
Hukum Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi kewajiban. Ia
dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right (freedom of
speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta amandemennya.
Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998
tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini mengharuskan
panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya
3 hari menjelang hari H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan
itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yangh
dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga
larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertntu dan tempat-tempat tertentu.
Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai sebagai alat
untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada perkembangannya, UU
inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat kepolisian untuk mematikan
suara oposan, dengan banyak menyeret para aktivis ke penjara.
Kode
EtikUntuk menjaga konsistensi gerakan, beberapa elemen gerakan mahasiswa
memiliki kode etik aksi. Kode etik ini pula yang menjadi faktor pembeda aksi
yang satu dengan aksi yang lainnya. Di KAMMI misalnya, kode etiknya adalah
memulai dan menutup aksi dengan doa, tidak membaurkan peserta aksi putra dengan
putri, dan tidak mencemooh seseorang dari cacat fisiknya. Faktor pembeda
lainnya adalah lirik lagu-lagu perjuangan dan kata-kata pekik teriakan.
III.
MEKANISME LAHIRNYA KEPUTUSAN AKSIK
Keputusan
aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi intra
kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan mahasiswa
ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek sehingga keputusan
aksi dapat lebih cepat dieksekusi. Secara garis besar mekanisme lahirnya
keputusan aksi adalah sbb :
1.
Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus :
bidang Sospol), dteruskan ke :
2.
Diskusi Lanjutan (pelibatan kader,
(unsur UKM), menghadirkan pakar, penerbitan Pers Release), lalu
3.
Pembentukan Tim Teknis Aksi
4.
Aksi di lapangan
IV.
MERANCANG AKSI
Dalam
merancang aksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : planning aksi,
perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi.
Planning AksiDalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan
adalah :
- Tema / Grand Issue.
Pilihlah tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan
pembicaraan (up to date) atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi
yang bersangkutan. Kemudian fokuskan, agar informasi atau opini yang hendak
dibangun tidak bias.
- Target
Susun target. Baik target teknis seperti pencapaian jumlah
massa dan blow up media, dan target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu
juga target siapa yang pihak yang hendak dituju.
- Skenario.
Seperti halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan
bergeraknya aksi. Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan
acara lainnya. Sebaiknya skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu
hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya sebuah skenario, dapat diganti
dengan skenario lain (plan B). Dalam aksi yang mengandalkan massa, strategi
penggalangan massa menjadi penting, demikian juga dengan cara mengendalikan
massa jika massa berjumlah besar.
- Pemberitahuan
Pemberitahuan tergantung pada kebutuhan. Jika kita
memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka lakukan sesuai dengan UU No.
9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada media massa (release awal) agar
kelak mereka dapat meliput kita.
media interest Aksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu
diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto,
selain press release untuk jurnalis berita.
- Format
Format atau bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk
aksi. Pilihannya ada dua, format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga
gawang’ gerakan moral, maka seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan.
Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu),
orasi, happening art, aksi topeng, mogok makan, hingga ke blokade, pengepungan,
dan boikot.
V.
PERANGKAT AKSI
Perangkat Aksi Perangkat aksi adalah person-person yang
terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah :
- Korlap
Koordinator Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi
sedang berjalan. Peserta aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap
memperoleh masukan informasi dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk
mengambil keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang bertugas menjaga
stamina massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke aksi. Korlap bukanlah
amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah orang
paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga wawasan
pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap dapat
juga berorasi.
- Orator
Terkadang diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya
pada aksi aliansi atau aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan
orasi berdasarkan isu yang telah disepakati bersama. Bobot suatu orasi
ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan kualitas pernyataan
sikap. - AgitatorAgitator adalah pembangkit semangat massa dengan pekik
teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga membantu korlap untuk
menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan yel-yel.
- Negosiator
Negoisator Terkadang diperlukan person yang khusus bertugas
untuk melakukan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau
pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-setting audiensi.
- Humas
Tim Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas
bertanggung jawab dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat
pers release. Bobot Pers Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai
jurnalistik. Disebut sukses jika media bisa memuat tuntutan atau opini yang
hendak digulirkan oleh aksi.
- Security/border
Tim ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga
wajib untuk mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi
agar aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya
diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.
- Dokumenter
Tim ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah
mendokumentasi aksi dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi.
Dokumentasi ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan
sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari aparat atau massa
lain.
- Medik
Tugas ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu
medis. Umumnya adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat
dalam aktivitas kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan
pertolongan pertama kepada peserta aski yang mengalami cidera.- LogistikDalam
aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik bertugas untuk
menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti air minum, snack dan
sound system. Terkadang, mereka juga membuat dan mendesain kertas tuntutan atau
karikatur.
- Tim kreatif
Tim ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi
seni atau instalasi sesuai amanat hasil musyawarah. Pelaksanaan dan Pasca Aksi
Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap
sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih
(nasehat) dan doa. Selain itu perlu juga adanya pemanasan (warming up) dengan
cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta aksi. Warming-up ini
bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak, solid, dan cerdas
barulah aksi dimulai.Saat aksi, peserta wajib menghormati komnado korlap dan
turut menjaga keamanan aksi hingga aksi usai. Jika aksi disetting serius atau
aksi bisu maka peserta harus menjauhkan dari kegiatan senda gurau dan
ketidakseriusan. Seusai aksi, maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga
dilakukan untuk meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring
media untuk memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an
tuntutan.
VI.
TIPS DAN TRIKS
- Angle foto
Foto dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka
desain aksi yang menyediakan angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah
ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa
dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai komoditas.
- Kalimat poster
Kalimat poster biasanya juga menjadi incaran fotografer.
Pilihlah kalimat yang cerdas namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa.
Unik dan kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF = International Monster Fund.
- Uniform
Keseragaman pakaian peserta aksi juga dapat menarik
perhatian. Pakaian putih-putih, hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti
orang utan untuk aksi mendukung keberlangsungan orang utan.
- Propaganda
Propaganda dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar
aksi agar mereka mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran
propaganda dapat menjadi bacaan yang mengusik perhatian.
- Pers release
Selain data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat
baik dan sudah sesuai dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak
mengedit. Adanya tambahan data dan angka dapat menambah bobot release.
- Yel/lagu
Ciptakanlah yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa
diperoleh dengan mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan
memelihara stamina massa.
- Symbolized
Simbolisasi perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media
jika massa aksi tidak terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor
DPRD untuk menyindir anggota dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus
pengerat.
- Aliansi
Aliansi taktis Untuk memperkuat posisi tawar, aliansi kadang
diperlukan. Aliansi didasarkan pada pertimbangan kesamaan ideologi, atau
kesamaan isu , atau kesamaan metode. Jika aliansi ini adalah dari universitas,
maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
- Menghadapi wartawan.
Jika jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya
peserta tersebut mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis
itu dpat mewawancarai person yang lebih valid dalam memberikan keterangan.
Ketika di wawancara, demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa
disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan
secara singkat, padat, dan utuh - baru kemudian dilakukan elaborasi. Ini
menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun mungkin
elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot berita TV sangat
singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.
Berhadapan dengan wartawan, jauhilah sikap arogan,
tampakkanlah sikap ramah dan bersahabat. Sikap arogan membuat wartawan menjaga
jarak, bahkan pada titik puncaknya wadah asosiasi mereka akan memboikot setiap
kegiatan aksi kita.
Beberapa pertanyaan dari wartawan
yang bisa diantisipasi oleh setiap peserta aksi adalah:- Mengapa anda berada
disini?
- Apa yang ingin anda capai?
- Apakah demonstrasi ini
sungguh-sungguh merupakan solusi?
- Apa yang bisa dilakukan oleh
khalayak untuk masalah yang anda perjuangkan?
So, Selamat Berjuang ! Sampai Jumpa
di jalanan !
0 komentar:
Posting Komentar