TUNDUK DITINDAS ATAU BANGKIT MELAWAN SEBAB DIAM ADALAH PENGKHIANATAN
Photobucket   Photobucket   Photobucket

24 Oktober 2011

PEMIMPIN BUKANLAH PENGUASA

Ada tiga hal yang berperan sangat penting dalam menentukan arah dan corak peradaban suatu bangsa, yaitu pemimpin, buku dan lembaga pendidikan.  Kepemimpinan yang kuat tidak boleh terlepas dari aqidah karena aqidah adalah kekuatan, juga tidak boleh keluar dari syariat, karena syariat adalah kebenaran. Maka kepemimpinan yang kuat dan benar adalah kepemimpinan yang didasarkan pada aqidah dan syariah, itulah kepemimpinan yang bernilai sebagai ibadah.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan seorang pemimpin, baik di level bawah (keluarga) atau level atas ( Negara ). Pemimpin mempunyai kedudukan yang sangat penting karenanya siapa saja yang mejadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kedudukanya sebagai pemimpin.
Ketika seseorang di angkat atau di tunjuk untuk memimpin, maka ia mengemban amanah yang besar dan harus mampu mempertanggung jawabkan tidak hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan Allah Swt. Oleh karena itu, jabatan dalam semua level bukanlah sesuatu yang istimewa sehingga ia merasa harus di istemawakan dan akan marah bila orang lain tidak mengistimewakanya.
Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan. Tapi justru ia harus mau berkorban dan menunjukan pengorbanan apalagi ketika masyarakat yang dipimpin berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit. Karena itu terasa aneh bila pejabat untuk sekedar membeli seragam meghabiskan anggaran milyaran rupiah. Padahal ia sudah mampu membeli pakaian dengan harga yang mahal sekalipun dengan uangnya sendiri sebelum ia menjadi pemimpin atau pejabat.
Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin sebelumnya.oleh karena itu pemimpin hendaknya memiliki wawasan yang luas serta visi dan misi untuk pelayanan orang-orang yang dipimpinnya, guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini berarti tidak ada sedikitpun untuk membohongi rakyatnya apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama rakyat padahal sebenarnya untuk kepentingan diri, keluarga atau golonganya. Bila ada pemimpin seperti ini adalah pengkhianatan yang paling besar.
Misi dan Visi seorang pemimpin harus benar-benar jelas dan mempunyai kesungguhan hati untuk menjalankan Visi dan Misi tersebut. Visi dan Misi Pemimpin minimal mencakup Hal-hal sebagai berikut; VISI ( aqidah, tauhid ) kemudian di tindaklanjuti dengan MISI hidup (beribadah dan berkhilafah) visi dan misi seorang pemimpin yang sedemikian akan menghasilkan NILAI DIRI. Nilai diri kemudian akan menjadi daya tarik bagi KOMUNITAS public (masa) untuk datang berkerumun di sekelilingnya ( komunitas yang loyal karena cinta). Pada tahapan selanjutnya, komunitas secara otomatis akan menghasilkan FASILITAS. Dan akhirnya fasilitas harus dijadikan asset yang bernilai produktif baik secara individu dan social. Serta mampu mensyukuri dari hasil yang didapat. Jika proses ini terus digulirkan bola salju kemaslahatan umat pun akan terbentuk dengan active-income ( selalu datang ) dan terus mengalir.
Ibarat kata,pemimpin adalah sumur sedang pengikutnya adalah timbanya. Sumur didatangi oleh timba bukan timba yang didatangi oleh sumur. Kian dalam suatu sumur, kian banyak dan bagus pula airnya, hingga memungkinkan ‘para’ timba berdatangan dalam jumlah semakin banyak pula. Kian tinggi nilai seorang pemimpin akan kian banyak pula pengikutnya, kian ihklas jiwa seorang pemimpin, akan kian loyal pula orang-orang yang berada disekelilingnya, jika sudah demikian soal rejeki baginya bukanlah persoalan. Rezeki hanyalah akibat dari nilai diri, kebesaran dan keikhlasan jiwanya.
Lantas bagaimana dengan pemimpin-pemimpin di negeri ini? apakah sudah memenuhi kriteria seperti yang telah dituliskan diatas. pastinya dari jawaban yang keluar sangat fariatif. Karena bukan mejadi rahasia umum lagi bahwa untuk menduduki jabatan sebagai seorang pemimpin diperlukan biaya yang sangat banyak. dengan kata lain, jika pada waktu pemilihan menerima amplop tebal bisa dipastikan akan memberi jawaban “pilihanya sudah tepat”. akan tetapi jawaban berbeda juga akan keluar dari mereka yang hanya menerima amplop tipis, atau bagi mereka yang kalah dalam perebutan kursi jabatan. 
Kita menyadari betapa penting kedudukan pemimpin bagi suatu masyarakat, karenanya jangan sampai hanya dengan lembaran ribuan kita salah memilih pemimpin. Baik dalam tingkatan yang paling rendah seperti kepala rumah tangga, ketua RT, Lurah, Camat apalagi sampai tingkat tinggi seperti anggota Parlemen, Bupati, atau Walikota, Gubernur, Menteri dan Presiden. Karena itu orang-orang yang sudah terbukti tidak mampu memimpin, menyalahgunakan kepemimpinanya untuk misi yang tidak benar dan orang-orang yang kita ragukan untuk bisa memimpin dengan baik dan kearah kebaikan, tidak layak untuk kita percayakan menjadi pemimpin 

3 komentar:

betul bang....
kayaknya abang calon pemimpin...
tapi ente kuat gak mikul bebannya???????? jangan2 ntar malah ngadalin...........

wahh klo komentar musti disetujui yang punya blog, ntar narsisnya keliatan banget..........he5

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
>